. Kurang hormat kepada guru dan karyawan. Perilaku ini tampak dalam
hubungan siswa dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak
acuh terhadap keberadaan guru dan karyawan sekolah.
2. Kurang
disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan. Siswa masih
sering terlambat masuk kelas, membolos, tidak memakai seragam dengan
lengkap, dan menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan sekolah
dan membawa senjata tajam.
3. Kurang memelihara keindahan dan
kebersihan lingkungan. Perilaku ini tampak dengan adanya perbuatan
mencorat-coret dinding sekolah atau kelas, merusak tanaman, dan membuang
sampah seenaknya.
4. Perkelahian antar pelajar, sering terjadi perkelahian antar siswa satu sekolah bahkan perkelahian antar sekolah.
5. Merokok di sekolah pada jam istirahat.
6. Berbuat asusila, seperti adanya siswa putra yang mengganggu siswa
putri dan melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah.
cara mengatasi kenakalan remaja :
Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain
mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua
hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung
jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini
hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja di beri
pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan
memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’
kluyuran ” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui
tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka
dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari,
mereka dididik mandiri.
Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si
remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan
serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan study lanjut tidak
semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan
ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian
anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit
yang frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka
malah pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal
waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat
terlarang.
Dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki remaja maka tindakan iseng
sering dilakukan untuk mengisi waktu luang hal ini dimaksudkan juga
untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapakan dapat
berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan
sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer
sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu di
malam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, dan sebagainya.
Oleh karena itu orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang
berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan
merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam
memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan
mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan
keisengan remaja adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan
urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak suka berkelahi orang tua
bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang
sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang
antara pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin
ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi
pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat
menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia
makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada
anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali
kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua
dengan anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan
bijaksana jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah
pengertian sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga
untuk menengahinya. Hal yang penting disini adalah adanya komunikasi dua
arah antara orang tua dan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat
anak Orang tua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah
dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut mengutarakan
masalahnya kepada orang tua.
Selanjutnya apabila suasana dirumah nyaman, orang tua tidak berlaku
otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih sayang di rumah
komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta
penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku
mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan
terjerumus pada kenakalan remaja yang lebih parah lagi kalau anak sudah
masuk dalam penggunaan obat-obat terlarang serta narkoba.